Laman

Selasa, 10 Agustus 2010

Pemberontak


Aku adalah Pemberontak
Segala Ketidakpastian
Kesewenangan
Kemunafikan

Tangkaplah aku !!
masukkan aku kedalam buimu
 Bungkamlah,

tetapi jiwaku tak mampu kau padamkan
 karena berbayang kebenaran
kesucian
Para pembela keadilan

Selasa, 22 Juni 2010

Garuda Bukan Burung Perkutut














Wahai Garudaku...mengapa wajahmu tertunduk lusuh dan butut,
Seperti orang kalah judi buntut ,semuanya habis hanya tinggal kentut

Di mana Matamu yang tajam!
Yang pernah menggetarkan singa-singa kelaparan,
Kemana Cakarmu yang perkasa!!
Yang mencengkeram erat seluruh Nusa
Hingga tak ada makhluk yang berani mengusiknya

Apakah karena badanmu digerogoti penyakit korupsi,
Hingga Mata dan Cakarmu kau gadaikan
Demi tegaknya negeri ini ?
Atau apakah karna engkau dihinggapi penyakit kolusi,
Hingga Burung Emprit kau jadikan mentri
Yang hanya pandai makan berkicau dan memberi upeti

Oh, Garudaku...
Engkau sekarang hanya pandai bernyanyi
Menghiba mengharap belas kasih,
Seperti burung perkutut di dalam jeruji
Bernyanyi hanya demi sesuap nasi

Ohh, Garudaku..
Kembalikan Matamu yang tajam,Cakarmu yang perkasa
Libas habis seluruh kemunafikan
Agar gagah perkasa negeri seribu panglima,

Engkau Garuda bukan burung perkutut,
yang hanya pandai bernyanyi dan berlutut
Tetapi pengawal Negeri , dari segala carut marut.

Mengapa Negeriku Dilanda Bencana













Mengapa Tanahku diguncang prahara
Sudah Runtuhkah tali-tali kebenaran
Ataukah alam risih dengan tingkah kita
Melukai hati dengan dalih kebenaran sejati
Melukai jiwa dengan alasan keadilan hukum negara
Melukai rasa karena para pejuang keadilan ,
mengganggu stabilitas negara

Mengapa negeriku dilanda bencana
Air mata kering kerontang ,
menyaksikan ribuan nyawa melayang
Dilibas kemarahan pertiwi,
dihantam badai sang penguasa bumi

Ohh, damai tak ada lagi di tanah kami...
Seluruh rasa cemas..khawatir..berharap,
Kapan bencana ini akan di akhiri

Mengapa bangsaku dilibas malapetaka
Berserakan anak-anak negeri meregang nyawa
Sebagai tumbal sejarah bangsa
Bukan karena dosa,tetapi karena nafsu,
mengalahkan jiwa kemanusiaan

              Masih adakah kesempatan untuk mengakhirinya
              Agar tanah ini tak lagi terguncang
              Agar jiwa kami tak lagi dilanda kecemasan.

Selasa, 15 Juni 2010

DiLeMa CiNta Samino DaN JuminaH

 Di ilhami lagu cinta sampai mati ,
Samino dan juminah mengucapkan ikrar Cinta tak terpisahkan
Bukan karena Cinta sejati,
Tetapi karena Cinta tak ada ganti
Di sebuah lembah sunyi di tepian negeri ini

Percintaan mereka , tak direstu Bapaknya Juminah
Bukan karena Samino miskin
Dan bukan karena Samino mantan residivis
Tapi karena Samino duda tiga kali
Di tinggal lari istri-istrinya ,
Samino "impotensi"

Juminah terus meminta ke Bapaknya ,
Ijinkan aku menikah dengan mas samino Pak !
Aku sudah terlanjur Cinta, aku sudah terlanjur sayang ,
Cinta itu bukan hanya " Nafsu birahi "
Tetapi rahasia hati ,
 Karena Tuhan  Maha Mengerti
Tak akan memberi mati , jika kita memiliki cinta sejati

" Racun apa yang telah diberikan padamu nak ,dari " Si impotensi " "
Sampai berani menggurui Bapakmu sendiri ,
Aku hanya ingin engkau menikah Nak,,
dengan lelaki yang mampu memberimu anak ,
Kau satu-satunya , penerus dinasti kita ,
jangan bicara tentang cinta yang tak akan berbuah

Juminah terus menangis , meratapi cintanya yang tak direstui
Dua puluh sembilan tahun terlahir ke dunia ini ,
Tak ada lelaki yang sudi mencintai
Hanya Samino datang Bak Arjuna pecinta sejati ,
Memberikan cinta tulusnya yang tak pernah ada ganti .

Samino dan Juminah terus berjanji
Walau cintanya tak direstui
ikrar mereka terdengar penguasa lembah sunyi
abadi cintanya , terkubur di gelapnya cinta yang tak bertepi

Kamis, 10 Juni 2010

NEGERI YANG PENUH KEMUNAFIKAN


Inilah kisah dari sebuah peradaban
suatu negeri yang penuh dengan kemunafikan
mencari hati dengan memberi upeti
mengharap kedudukan dengan kekerabatan
bukan kepandaian

Kemunafikan yang mendarah daging 
membuat negeri ini semakin terasing dari kemakmuran
kejujuran adalah hal yang tabu untuk dimunculkan
karena itu musuh bersama para penguasa

Lihatlah negeri yang penuh dengan kemunafikan
keributan menjadi suatu tradisi yang terus dijalani
kepongahan adalah pakaian kebesaran 
yang menghiasi setiap sudut - sudut media rakyat

Dan lihatlah negeri yang penuh dengan kemunafikan
Dewa keadilan jadi tontonan yang menyakitkan ,
karena kebenaran terletak di bawah lidah - lidah penguasa

Ohh,, lihatlah negeri yang penuh dengan kemunafikan
pelacuran diri , mencuri , pemerkosaan hak adalah tradisi yang tiada henti .

KISAH NEGERI DI TEPIAN KEHANCURAN (PALESTINA)



Terdampar aku di sebuah negeri yang sangat memilukan
puing - puing kehancuran berserakan dimana - mana
malaikat pencabut nyawa kelelahan membukukan kematian
tak ada pilihan selain berjuang , menggapai sesuatu yang tak mungkin di dapat
karena sang penindas berlindung di ketiak Tuhan,

Inikah takdir atau kenyataan yang telah digariskan 
pembunuhan , pembantaian , kesewenang-wenangan adalah hiburan
bukan perbuatan yang biadab

Inikah perih yang akan terus dikibarkan 
menari burung bangkai di atas manusia yang kehabisan asa
dihempaskan oleh ayat - ayat kematian
ditikam senjata pemusnah dunia

Wahai negeri ditepian kehancuran
kepada siapa engkau akan meminta..
kepada siapa engkau akan berlindung
karena penguasa bumi memihak penindasmu
jika tak malu dihapuslah riwayatmu , Palestina .


Di TePiAn KemAtiAn


Ketika angin tak lagi bertiup 
ketika darah lambat bergerak
dan ketika hati terus menggigil
buku - buku kehidupan telah di khatamkan
lembaran terakhir hampir ketepian

Burung - burung , pohon - pohon , guruh dan gemuruh
membisu ...
terkunci oleh hawa langit
penjemput kematian

Di heningnya suasana
di gelapnya perasaan
sangat jelas terdengar jerit tangis
pemberontakan dari keadaan
meronta - ronta
menembus tujuh lapisan langit
menghujam tujuh lapisan bumi

Ohh Yang Maha Agung , 
jangan Engkau akhiri
jangan Engkau sudahi
 , ku pinta

Aku rindu pada anakku , aku sayang pada istriku ,
aku khawatir pada harta bendaku

      Ohhh Yang Maha Asih,,
        tangguhkan takdirMu
          tangguhkan kematianku..
aku ingin berbakti....

( Suasana hening , dingin , sedingin tubuh yang telah layu , jeritpun hilang melayang ke alam kebekuan , tepian kematian )